PENERAPAN RAPID ASSESSMENT PROCEDURES

-AV-

Allo everybody...it’s a blessing to get the time to share information with all of you...selamat bertemu dalam seri ke 3 dari materi penelitian cepat.

Kali ini saya share materi yang disampaikan Suwandono A dan Rustika dalam acara Methodologi Advance yang dilaksanakan Komisi Ilmiah Badan Litbangkes tahun 2005....belum kadaluwarsa loh !!...dengan beberapa editing materinya saya share disini, karena sangat memberkati saya untuk memahami gambaran pelaksanaan RAP.... ;-)

Yuk..kita pelajari bersama …..

Prinsip Dasar (penting !!)
­ RA harus dikerjakan secepatnya setelah suatu kejadian, idealnya dalam jangka 1 minggu setelah suatu kejadian.
­ Untuk penyakit menular, waktunya bervariasi, tergantung besarnya wilayah, banyaknya populasi resiko, keamanan, infrastuktur, sumberdaya manusia dan metodologi yang digunakan. Tapi sebaiknya harus selesai dalam waktu 1 minggu
­ Apabila diperlukan diikuti dengan studi yang lebih mendalam setelah RAP
­ Harus dikerjakan oleh para ahli kesehatan masyarakat atau epidemiolog yang berpengalaman

Tujuan RAP (mengerjakan apapun harus ada tujuannya loh …)
­ Memperkirakan dampak kejadian yang mengakibatkan keadaan darurat dan ancaman penyakit menular terhadap penduduk
­ Menentukan jenis dan besar intervensi serta prioritas aktivitasnya
­ Merencanakan penerapan intervensi dan aktivitas
­ Menjadi bahan informasi masyarakat internasional dan dasar pembuatan proposal guna mobilisasi dana dan sumberdaya manusia.

Aktivitas Kunci RAP
(artinya yang perlu dilakukan..)
­ Perencanaan (SDM, data geo-political, kesehatan dsb.)
­ Kunjungan lapangan:
a. Kumpulkan data demografi, lingkungan, kesehatan dan kebutuhan sumber daya
b. Metoda : pengamatan, mapping, review laporan,
c. Pengumpulan data sekunder, wawancara
d. Rapid survey
­ Analisis data, prioritisasi intervensi kesehatan dan identifikasi kelompok resiko
­ Penulisan laporan
­ Penyebarluasan hasil

Dalam menyusun tim RAP, perlu memperhatikan :
1) Jumlah orang disesuaikan dengan kebutuhan informasi /masalah yang akan di assessment.
2) Orang yang terpilih harus mempunyai ketrampilan dan pengalaman, seperti :
­ Ahli kesehatan masyarakat dan epidemiologi
­ Ahli gizi
­ Ahli sanitasi lingkungan
­ Administrator
3) Salah satu anggota tim, ditentukan sebagai ketua tim RAP
4) Pembagian tugas dari tim (penting sekali!!), buat ceklis dan instrumen, atur waktu, logistik, peralatan laboratorium, transpor, komputer, surat-menyurat, hubungan dengan donor, dan sebagainya..ini biasa terlupakan or disepelekan, padahal tanpa ini, pelaksanaan RAP bisa amburadul….
5) Mempersiapkan agenda pertemuan, lama pertemuan (1-3 hari), tempat, aktifitas dan output yang akan dihasilkan

Contoh :

Kegiatan
Menjelaskan :
Pengertian,tujuan, metode,monitoring, inventarisasi data, membandingkan data-data yang tersedia dengan data yang akan dikaji, alat pengumpul data, informan, laboratorium, jadwal wawancara dan perlengkapan pengumpulan data (validitas dan reliabilitas)

Output
Terlaksananya pemahaman mengenai tujuan, metode, monitoring dan inventarisasi data

Metoda pengumpulan data (yang umumnya digunakan)
a. Menelaah informasi yang ada
b. Pengamatan terhadap daerah yang terkena
c. Interview kepada para informan kunci
d. Pelaksanaan survei cepat bila diperlukan
e. Lain-lain: Fokus Grup Diskusi (FGD), dan sebagainya.

1). Telaah info yang ada
 Karakteristik geografi dan lingkungan, infrastruktur, transportasi dan sebagainya.
 Besar masalah, komposisi dan kondisi kesehatan dan gizi daerah tersebut sebelum keadaan darurat
 Pelayanan kesehatan dan program yang ada baik sebelum atau setelah keadaan darurat
 Sumber daya yang ada, sedang diadakan, permintaan dan sebagainya
 Situasi keamanan

2). Pengamatan area (observasi)
 Pengamatan lewat udara
 Pengamatan selintas dengan mengelilingi area, mengunjungi kamp pengungsian, persediaan makanan, lingkungan (wc, limbah & vector breeding, keadaan umum penduduk dan sebagainya)
 Sumber air minum dan penyalurannya
 Pengamatan terhadap fasilitas dan manajemen pelayanan kesehatan setempat
 Sebaiknya dipetakan

3). Wawancara tokoh kunci
Wawancara dilakukan kepada:
 Tokoh resmi dan masyarakat desa
 Kepala desa, camat dan tokoh pemerintahan lain
 Petugas kesehatan termasuk dukun bayi dan dukun lainnya
 Lembaga swadaya masyarakat, , organisasi internasional terkait.
 Masyarakat yang terkena musibah
Pertanyaan sekitar struktur organisasi masyarakat, pola makanan, adat istiadat yang berhubungan dengan kesehatan, air, kebersihan dan pilihan pelayanan kesehatan, penyakit menular lain, dan sebagainya.

4). Survei cepat
Survei cepat memakan waktu dan biaya karena itu sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan data penting yang tak dapat diperoleh dari sumber data lainnya. Teknik sampling dan analisis yang digunakan sebaiknya harus dapat memberikan estimasi situasi penyakit menular setempat yang akurat. Apabila sudah ada sistem surveilans yang baik, dapat dipakai sebagai bahan dasar
Survei cepat diperlukan untuk :
 Memberikan acuan pd keputusan dimana & kapan sumber daya perlu dialokasikan
 Base line data

Beberapa langkah utama survei cepat
 Tentukan tujuannya secara jelas
 Pemilihan area yang sesuai dengan tujuan, kalau diperlukan bisa dengan kontrol
 Tentukan unit analisisnya
 Tentukan jumlah sampel yang dibutuhkan (dengan rumus yang sesuai)
 Pengembangan instrumen survei cepat dengan cacatan : hanya data yang dibutuhkan, simpel, tidak mendua, sependek mungkin, tidak mengundang bias.
 Instrumen perlu diuji coba dan tim harus dilatih
 Perlu menentukan waktu tepat untuk wawancara

Data RAP bisa mencakup beberapa area sebagai berikut :

­ Informasi latar belakang kesehatan
­ Demografi
­ Kesakitan
­ Kematian
­ Pelayanan kesehatan dan infrastruktur
Makanan
­ Status gizi
­ Air dan sanitasi lingkungan
­ Kondisi rumah, dan sebagainya tergantung pada tujuan pelaksanaan RAP-PM

Kesalahan yang sering dilakukan dalam RAP :
­ Logistik yaitu tidak memhitungkan transportasi dan infrastruktur yang berbeda satu dengan yang lain ; perijinan (walaupun darurat) sering tidak tepat waktu; komunikasi yang kurang baik dengan otoritas lokal
­ Organisasi, berkaitan dengan pemimpin yang kurang bisa menguasai masalah ; pembagian tugas tidak dilaksanakan atau tidak jelas ; informasi yang dikumpulkan tidak sesuai dengan tujuan; dilakukan terlambat dan terlalu lama.
­ Teknikal, berkaitan dengan keahlian yang tidak cocok sehingga hasilnya tak bisa diterapkan ; kurang representatif untuk semua populasi ; hasil laboratorium memerlukan waktu, dan lain sebagainya.

(kalo diperhatikan kesalahan terbanyak pada masalah non-sampling…en ini sebenarnya bisa dihindari atau diminimalisasi kalo persiapannya oke..)

Analisis dan penulisan Laporan
Tim dan manajemen assessment bersama-sama menganalisis (format) dan menulis laporan dari mulai pre- assessment, assessment dan rencana untuk implementasi
­ Berorientasi pada program. Presentasi dari hasil temuan (penting, untuk verifikasi hasil temuan) : Diskusi dengan pemegang program yang terkait melalui wokshops untuk mendapatkan sebuat komitmen dalam rangka mengimplementasikan action Plans
­ Memberikan prioritas yang harus dilakukan secara jelas
­ Disebarluaskan cukup merata (Desiminasi)
­ Tidak lebih dari 3-4 hari setelah selesai analisis

Contoh pelaksanaan RAP

A. RAP AWAL SUATU PROYEK: CHN-3 di 5 PROVINSI (1991)
1. Tujuan: Mengetahui masalah kesehatan dan gizi anak yang spesifik di tiap provinsi proyek khususnya Maluku
2. Dilaksanakan selama 1 bulan oleh 1 konsultan + Tim CHN setempat tiap provinsi.
3. Cara :
• Pelajari dokumen, data sekunder, diskusi, observasi, isi kuesioner, wawancara, FGD & membuat prioritasi
• Diskusi dengan tim Provinsi, perwakilan Kabupaten dan Puskesmas
• Prioritas: peningkatan kapasitas, PSM, ISPA, diare, campak & malaria, defisiensi yodium
• Presentasi hasil di provinsi dan nasional

B. RAP KEBIJAKAN JPSBK (1999 & 2001)
1. Tujuan: RAP Untuk Perbaikan Program : 1999, RAP Untuk Evaluasi : 2001
2. Pelaksanaan :
• tahun 1999: 3 – 4 bulan oleh 5 Universitas
• tahun 2001: 1 – 2 bulan oleh Badan Litbangkes
3. Cara :
• Dokumen, Survei Cepat, Observasi, Wawancara & FGD
• Analisis Diskriptif & Kualitatif (analisis SWOT)
• Implikasi kebijakan JPSBK
• 1999: Laporan ke Menkes & Presiden
• 2001: Laporan ke Menkes

C. RAP KEBUTUHAN DOKTER PUSKESMAS (2002)
1. Tujuan: Mengetahui seberapa besar kebutuhan dr puskesmas di tiap-tiap daerah.
2. Pelaksanaan : 2 minggu
3. Cara:
• Karena tidak ada dana maka hanya disebarkan kuesioner kepada para kepala bidang yang sedang pertemuan di Cisarua, dengan penjelasan per telpon.
• Analisis deskriptif, kurang tajam
• Implikasi lanjut : harus diulang secara lebih mendalam, walaupun secara superfisial tergambarkan kebutuhan dokter Puskesmas baru

D. RAP-PM BASELINE SURVEI MANAJEMEN KASUS, MASYARAKAT, PERILAKU DAN VEKTOR PADA MALARIA PROGRAM (Global Fund, 2004)
1. Tujuan : mengetahui situasi malaria saat ini & perilaku masyarakat terhadap malaria program sebagai data dasar sebelum intervensi proyek global fund
2. Dilaksanakan Januari - Maret 2004, selama 3 bulan di Propinsi Papua, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.
3. Cara :
 Data sekunder dari Dinkes, Puskesmas dan RS di 4 provinsi yang terpilih: Papua, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.
 Data sekunder yang berhubungan dengan tujuan diupayakan 3 tahun ke belakang. Data yang tidak ada diambil dari survei cepat.
 Survei di Rumah Sakit dan Puskesmas di 6 kabupaten. Puskesmas diambil 2 yaitu satu dengan pemeriksaan mikroskopis dan yang satu tidak. Puskesmas didaerah endemis dan terjangkau.
 Survei perilaku masyarakat di tiap puskesmas 20 kepala keluarga, 40 ibu rumah tangga (termasuk PKK dan Dasawisma), 20 remaja dan 16 guru
 Wawancara mendalam dilakukan kepada 20 tokoh dan program ditiap kabupaten.

E. RAP PROGRAM PASCA TSUNAMI NAD (2005)
1. Tujuan: Mengetahui permasalahan kesehatan yang segera harus ditangani pasca tsunami di NAD
2. Pelaksanaan : 5 hari dalam keadaan darurat oleh tim gabungan 5 unit eselon 1 Depkes.
3. Cara :
• Pembagian tugas, observasi, foto & wawancara, analisis diskriptif
• Implikasi kebijakan: program awal perbaikan sarana kesehatan, P2M PL, Lablitbang (L3) dan asesmen lebih mendalam masing-masing unit

Frens…pasti makin jelas khan, bahwa yang namanya penelitian cepat, prosesnya mulai dari persiapan sampai selesai juga harus cepat..
Tetapi cepat bukan berarti tidak rinci...remember : think and react quick, but smart….

...dalam materi ini ada beberapa penjelasan yang strengthening pemahaman kita tentang pelaksanaan RAP dan melengkapi apa yang sudah dijelaskan dalam seri2 sebelumnya… ;)

Harapan saya..agar terjadi pencerahan sebening kristal...;)..


AV, pamit

3 komentar:

  1. agenda juli 2009, bisa dipake buat survey cepet pilpres ya bu...wah peluang bagus nih...gank indrapura bikin saingan pusdehan ato LSI

    BalasHapus
  2. Wow nice post..

    Thanks that's very useful

    Visit my blog about healthy life:

    http://rapidhealth.blogspot.com/


    Thanks

    BalasHapus
  3. apa perbedaan Rapid assesment dengan penyelidikan epidemiologi?
    bukannya rapid assesment/rapid need assesment lebih merupakan penyelidikan cepat pasca bencana.
    kalo begitu apakah rapid assesment bisa digunkaan/dipakai untuk hanya kejadian luar biasa (KLB) khusus seperti KLB Demam berdarah atau leptospirosis
    terimakasih
    Anggit P. (hikaryan_05@yahoo.co.id)

    BalasHapus