RAPID ASSESSMENT PROCEDURES


(AV)

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya minggu ke 2 bln mei, saya membantu pak Siswanto dkk share tentang tehnik pengumpulan data (puldat) dalam pelatihan HSR. Bukan karena saya pakar atau dllx..tapi semata udah baca buku HSR tentang materi ini duluan, terus memfasilitasi teman2 dlm pelatihan (ini istilah keren semata, krn forum utk membuat sekomitmen, sepemahaman, se-mindset, sepemikiran, tentang tehnik puldat ini dalam penelitian HSR yang pas namanya apa ya...kalo bisa menjawab, dapat hadiah..)

Kemudian saya jadi ingat dengan yang namanya Rapid Assessment Prosedures (RAP) yang merupakan cara penelitian cepat dengan triangulasi sumberdata dan tehnik puldat. Karena belum sempat membagikannya, saya share disini..moga2 bermanfaat..
Kebetulan mas agung dan tim pernah melakukannya ketika harus puldat saat bencana di yogya dan sinjai, maka ntar tambahin dengan pengalamannya ya mas...

Ada beberapa cara penelitian cepat yang dikembangkan WHO untuk menjawab beberapa data yang perlu penjelasan ‘mengapa dan bagaimana’. RAP merupakan cara pengkajian cepat yang sering digunakan dalam bidang kesehatan. Merupakan cara penilaian yang digolongkan dalam penelitian kualitatif tetapi dalam perkembangannya menjadi Rapid Assessment Prosedures yang luas dan menambahkan metode kuantitatif dalam pentahapannya seperti Survai Cepat. Oleh sebab itu dalam penulisan ini dijelaskan tentang RAP, pelaksanaannya disertai beberapa contoh dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangannya.

Informasi yang lengkap, akurat dan terkini dibutuhkan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian keberhasilan kegiatan atau program kesehatan. Untuk informasi seperti ini, dapat diolah dari data laporan kegiatan atau program yang rutin, laporan penelitian atau hasil survei seperti SUPAS, SUSENAS, SKRT, SDKI dan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). Teman-teman di Dinas Kesehatan misalnya, dapat memperoleh informasi yang demikian dari data yang diolah dari laporan kegiatan atau program yang rutin, baik tribulan maupun tahunan. Hanya saja, data seperti itu pada umumnya mencerminkan banyak dalam arti jumlah, tetapi belum menjawab mengapa dan bagaimana sehingga menggambarkan kondisi kabupaten/kota yang sebenarnya atau evidence based..(..ni penting loh..en selalu terabaikan....)

Untuk itu diperlukan suatu cara atau tehnik yang cepat, relatif murah tetapi tetap memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah utnuk menjawab mengapa dan bagaimana dari data yang ada. Beberapa cara tersebut adalah Rapid Assesment (RA), Rapid Survey (Survei Cepat) dan Rapid Evaluation Method (REM) yang secara prinsip berbeda tetapi pada dasarnya masing-masing dapat saling melengkapi.

Dalam uraian berikut ini diberikan penekanan tentang Rapid Assessment dan pelaksanaannya dalam beberapa kajian dan penjelasan tentang Rapid Survey (Survei Cepat) dan Rapid Evaluation Method (REM).

Pusing ?..belum khan..?..ayo kita teruskan dulu..
Menurut kamus bahasa Inggris, Rapid artinya cepat dan Assessment berarti penilaian atau pengkajian sedangkan Procedures adalah cara, sehingga Rapid Assessment Procedures diterjemahkan sebagai cara penilaian atau pengkajian yang cepat.

Rapid Assesment Procedures (RAP) adalah cara penilaian cepat yang dikenalkan oleh Schrimshaw SCM & Hurtado (1992) untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang hal apa saja yang melatar belakangi perilaku kesehatan masyarakat termasuk faktor sosial budaya dalam waktu yang relatif singkat.

RAP merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif yang digunakan peneliti sosiolog, antropolog dan psikolog secara fenomenologi sejak tahun 1980. Pengambilan sampel pada RAP dilakukan pada sejumlah kecil responden yang disebut informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Oleh sebab itu hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada populasi yang besar.
Teknik pengumpulan data yang umunya digunakan pada RAP adalah wawancara mendalam (Indepth Interview) yang dilakukan pada perorangan dan Focus Group Discusion (FGD) pada sekelompok orang...(kadang juga ditambah observasi seperti yang dilakukan teman2 tim Litbangkes waktu pengkajian bencana di yogya dan sinjai)..
Informasi yang didapatkan dari penelitian ini berupa kata-kata yang di intepretasikan maknanya melalui Content Analysis.

(Mas Agung, sekarang banyak bencana kok tim Litbangkes engga ada yang turun ya...? padahal masalah yang ditemukan bisa masuk agenda setting di Depkes loh..terutama untuk Penanggulangan Krisis dalam membuat kebijakan terkait...)

Okelah..sekarang kita teruskan supaya sepemahaman tentang manfaat RAP khususnya untuk teman2 di Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

RAP umumnya dimanfaatkan :
1)Sebagai alat untuk menggali gagasan (ide!..ide!..):
a.Dengan cara mengamati langsung interaksi antara masyarakat sasaran dengan produk pelayanan kesehatan, membicarakan kebiasaan atau mendengar bahasa mereka tentang suatu masalah.
b.Menjajagi penerimaan masyarakat sasaran terhadap gagasan baru atau pesan dalam bentuk visual ataupun verbal, misal : media, kemasan gambar atau bahasa.
c.Mengkaji perilaku kesehatan yang relatif belum diketahui untuk dipelajari melalui penelitian lanjutan.

2)Sebagai langkah awal pengembangan penelitian (ada dasarnya gitu, engga sekedar karena ‘pingin’ or ‘pingin tau’) :
a.Mengembangkan hipotesa tentang pemikiran dan proses pengambilan keputusan masyarakat sasaran tentang kebiasaan atau masalah kesehatan yang sedang diteliti.
b.Merinci informasi pokok yang diperlukan penelitian.
c.Mengidentifikasi siapa yang perlu menjadi responden.
d.Membantu penyusunan form pertanyaan dan urutannya, kemudian melakukan pelatihan dan ujicoba.
e.Membuat inform consent
f.Mengidentifikasi masalah dan rumusannya.

3)Sebagai cara untuk memahami hasil penelitian lanjutan (terutama waktu membahas hasil penelitian or analisis lanjut..engga asal2an apalagi copy paste..!!)
a.Menerangkan, memperluas dan memperjelas data.
b.Memahami penyebab suatu kecenderungan.
c.Menggambarkan faktor yang mempengaruhi perubahan sikap.

4)Sebagai metode pengumpulan data (nah..ini alasan saya pingin share RAP ke teman2 semua..;-)
Beberapa masalah mungkin sulit untuk dijelaskan dengan penelitian kuantitatif, maka Rapid Assessment menjadi pilihan metode untuk pengumpulan data.
Schrimshaw NS, Gleason, GR., dkk (1992) menekankan bahwa RAP merupakan complementary approach untuk memahami KAP dan metode penelitian lainnya, dan bukan pengganti metode-metode tersebut..(..ini mungkin penjelasan yang pas tentang triangulasi sumberdata dan tehnik puldat, karena RAP dilaksanakan untuk saling melengkapi dan verifikasi data baik kuantitatif maupun kualitatif..)

;-)..belum pusing khan?...
Nah..pelaksanaannya ada tahapannya loh...begitu kata yang develop tehnik ini…yuk…
1)Menyusun rancangan studi (semua ada dasarnya dan alasannya, bukan sekedar ’pingin’, ’pingin tau’ apalagi ’belum pernah kesana..’..yeah!!).
a.Rancangan studi disusun mulai dari latar belakang dengan penekanan pada ’mengapa dan bagaimana’.
b.Melakukan studi kepustakaan, menetapkan metode yang digunakan termasuk pemilihan instrumen untuk pengumpulan data.
c.Menyusun rencana jadwal pelaksanaan termasuk pengumpulan data, manajemen dan analisis data.
d.Memilih daerah penelitian dengan memperhatikan kondisi geografis, kebutuhan biaya untuk itu, waktu dan tenaga yang diperlukan pada kondisi yang seperti itu.
e.Memilih dan memanfaatkan informan yang ada.
2)Kesiapan Logistik (yang ini puentuingg buanguett..tapi suka disepelekan..)
a.Mengurus ijin pelaksanaan penelitian sebagai salah satu bentuk etika penelitian.
b.Surat pemberitahuan pelaksanaan RAP sebagai persiapan di daerah penelitian, penting untuk dilakukan
c.Apa yang harus dipersiapkan di daerah penelitian, peran tim daerah dan apa yang jadi tanggung jawab tim assessment, populasi dan sampel terpilih, sebaiknya dideskripsikan dengan jelas
d.Pendeskripsian berkaitan dengan hal apa yang disiapkan dan menjadi tanggung jawab baik oleh daerah penelitian dan oleh tim RAP sangat diperlukan sehingga ada pembagian tugas yang jelas.
e.Panduan tehnis dalam pelaksanaan RAP diperlukan karena tim terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian.

3)Penyusunan Tim RAP (nah yang ini penting, bukan sekedar saya mau pilih mas agung (di artikel AKI bilangnya ’dipaksa’padahal mau..) karena saya bukan hanya bisa bekerja dengan dia, tapi karena dia mempunyai ’keahlian’ yang melengkapi tim..)
a.Memilih orang yang tepat yaitu sesuai keahlian dalam metodologi dan substansi tertentu dan sesuai dengan tujuan serta kemampuan dalam kerja tim. Umumnya terdiri dari ahli kesehatan masyarakat, sosiolog, antropolog, psikolog dan keahlian lain yang diperlukan
b.Leadership ketua tim amat penting
c.Supervisor yang peka, mampu dan bijaksana dan dapat melihat masalah serta mampu mengarahkan.
d.Pelatihan dan ujicoba form pertanyaan oleh tim RAP

Nah…dalam melaksanakan RAP, biasanya digunakan beberapa tehnik puldat yang saling menunjang satu dengan yang lain, yaitu :
1)Telaah informasi yang ada, termasuk data sekunder
2)Observasi (partisipatif dan non partisipatif di HSR)
3)Wawancara mendalam
4)Diskusi kelompok (non FGD)
5)Fokus grup diskusi

Pada perkembangannya, dalam pelaksanaan RAP kemudian ditambah dengan Rapid Survey (Survei Cepat) apabila ada hal-hal yang perlu dijelaskan dengan metode kuantitatif.

Kalo gitu, yang jadi responden di RAP milihnya bagaimana?...cenderung menggunakan non probability sampling (istilah keyennya..!) karena pendekatannya kualitatif.
1)Snow Balling
Tehnik ini khususnya bermanfaat ketika orang-oarang yang diteliti memiliki jaringan yang baik tetapi sulit diakses secara langsung karena merupakan populasi yang ‘tersembunyi’. Disebut bola salju, karena pengambilan sample diibaratkan bola salju yang menggelinding. (Murti,B.2006)

2)Personal kontak
Murti.B (2006) menyebutkannya sebagai Expert Sampling karena individu yang diwawancarai adalah mereka yang dianggap ‘pakar’ dalam bidang yang sedang diteliti. Pakar disini tidak selalu adalah akademisi dan bergelar. Disini dikenal istilah ‘key informan’ yaitu responden tertentu yang dipandang memiliki informasi yang banyak, strategis, mendalam tentang fenomena yang diteliti.

3)Pendekatan pada organisasi, lembaga dll.
Tehnik ini digunakan untuk memperoleh sample minimal dengan homogenitas maksimal sehingga peneliti dapat lebih memusatkan perhatian pada proses tertentu, dapat mendeskripsikan pengalam dan proses dengan lebih terinci (Murti,B.2006)

Kalo datanya sudah terkumpul, enaknya analisisnya apa? Karena pendekatannya kualitatif, maka analisis datanya juga kualitatif…dianjurkan menggunakan analisis tematik en buku panduannya Analisis Data Kualitatif dari Miles & Huberman…(buku ini kalo bisa punya sendiri..karena kalo pinjem perpus ato teman, teyus ngembaliinnya luamuaaa..nyebelin bu!!…)

Langkah-langkah dalam analisis data RAP dapat disimak setelah yang berikut ini (..iklannya Health Adv lewat dengan pict. mas agung yang provokatif, dibelakanganya mbak yumiko tersenyum..[bisa ngebayangin khan?..]…he7..)..
1)Mendengar ulang kaset rekaman dan atau membaca ulang transkip tiap diskusi atau wawancara.
2)Mengelompokkan temuan penelitian berdasarkan wilayah bahasan
3)Mengidentifikasi suatu istilah atau kata atau pernyataan yang tetap muncul dalam tiap bahasan
4)Mempertegas dan memperjelas istilah atau kata atau pernyataan yang tetap muncul berdasarkan temuan lain dalam FGD.
5)Mengidentifikasi perbedaan dan kelainan dalam tiap bahasan
6)Membuat rangkuman temuan atau pola
7)Mengutip ungkapan lisan yang menggambarkan tiap sudut pandang.

Tak ada gading yang tak retak….;..sepandai2nya tupai melompat, jatuh juga ke tanah…;..so…dalam analisis RAP bisa loh terjadi kesalahan…yaitu :
1)Mengkuantifikasi hasil
2)Menerima tanggapan responden seperti apa yang diucapkan, tanpa melakukan pengkajian maksud sebenarnya yang ada dibalik ucapan tersebut.
3)Gagal merangkum dan mengkonseptualisasikan temuan diskusi.
4)Generalisasi hasil RAP.

Ini ceritanya Collins,S yang menuliskan pengalamannya dalam pelaksanaan analisis data suatu survey di Darfur, Sudan antara 28 April – 31 Mei 2001 didanai Safe the Children UK. ""Data survey berasal dari 5 survey nutrisi yang dikombinasi dengan keamanan pangan dan ekonomi. Data dikumpulkan pada early warning system dari masa kelaparan akibat gagal panen. Hasil analisis menunjukkan 24% global malnutrisi dan 6 bulan kedepan ada tanda-tanda gagal panen.
Kembali ke London, hasil analisis ini dipresentasikan didepan donor dengan pengajuan proposal untuk intervensi bantuan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang diperlukan. Dengan pemaparan data yang komplit, diharapkan donor akan mendukung proposal yang diajukan. Tetapi data yang dipaparkan disanggah donor dengan temuan LSM lain yang menggunakan RAP.
LSM ini menggunakan 21 hari dengan mengunjungi 27 lokasi dan bertemu dengan tokoh lokal, mengunjungi institusi kesehatan, sumber air bersih, melakukan diskusi dengan keluarga-keluarga dan melakukan skrining pada anak balita menggunakan LILA dengan menggunakan 'convenience samples' dari kelompok yang diduga berisiko menjadi malnutrisi. Tim LSM ini tidak memberikan gambaran yang ada di daerah penelitian dan langsung memfokuskan sebagai daerah yang diduga dapat menjadi kelaparan dan malnutrisi. Hasil RAP mengejutkan karena hanya 1% dengan LILA < 110 mm, 5% antara 110-125mm dan 12.5% antara 126-135 mm, suatu hasil yang jauh berbeda dengan hasil analisis data dari 5 survey nutrisi yang dilakukan Collins. Pelajaran yang dapat diperoleh dari sini adalah bahwa RAP dan 'convenience samples' merupakan elemen penting dalam pengkajian suatu keadaan darurat. Hanya saja bahwa pada kondisi demikian memerlukan banyak cara pengkajian dan banyak sumber informasi dan mendiskusikan hasil RAP dengan tim ketika masih berada di daerah penelitian sangat penting. Sehingga hasil RAP yang didesiminasikan sudah di’filter’ dan akan berarti untuk implikasi kebijakan lebih lanjut tentang materi yang sedang dikaji. Walau demikian pemahaman tentang statistik dan materi yang dikaji perlu dimiliki oleh tim RAP.
RAP yang baik adalah yang mampu mengakses secara luas informasi di daerah yang diteliti.""

Karena tulisan ini seri ke 1, maka daftar pustakanya belakangan aja ya...karena kalo ditulis sekarang, ntar seri berikut udah ga kepingin dibaca...(;(, maaf klo salah..)... mengutip notes dr mbak ully wirawan dlm Fb-nya : artikel or yl-nya itu seperti Mutiara yang akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya...jadi bacalah...;-)...

Oc..mudah2an menjadi pencerahan...

AV, pamit...

6 komentar:

  1. wuihhh..posting sekali aja materinya berat mbuk!
    tapi betul kok... buat pencerahan!

    rev. utk rapid assessment yang tak lakuin bukan di singkang mbuk, tapi sinjai (bencana banjir lumpur). tp sudah langsung tak edit kok.

    thanks mbuk pencerahannya!!!!

    BalasHapus
  2. tulisan yang bagus, tolong dikirimi aku buku pedoman rapid survey, atau dimana mendapatkannya, aan_syam05@yahoo.com, makasihya

    BalasHapus
  3. Kepada Yth.
    CEO / PEMILIK PERUSAHAAN / HRD / SDM / KEPEGAWAIAN
    Semangat Sore ...
    Disini kami bisa membantu Perusahaan Instansi Bapak Ibu untuk
    MEMETAKAN, MENGANALISA, MEMBEDAH, MENYINGKAP & MENGUNGKAP tabir Rahasia POTENSI dan KARAKTER dalam hal KOMPETENSI PEKERJAAN setiap karyawan dan pegawai secara DETAIL, CEPAT & AKURAT. Sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan PASSION nya wal hasil akan maksimal dalam bekerja dibidangnya (on The Right Man On The Right Job).
    Untuk selengkapnya silahkan hubungi kami di HP 0813 98 515657, 0858 90 333459, 0817 91 85625 atau buka di website kami www.gfast.id
    Salam
    Tim Gfast Indonesia

    BalasHapus
  4. postingan yang bermanfaat lebih mudah dimengerti , walaupun 9 tahun yang lalu postingannya tapi bermanfaat next post masalah penilitian

    BalasHapus