EVALUASI 4 TAHAP DARI KIRKPATRICK SEBAGAI ALAT DALAM EVALUASI PASCA PELATIHAN


By Evie Sopacua


Dear all…kali ini mau saya ajak memahami evaluasi pasca pelatihan…Why..?..karena biasanya kalo pelatihan, cuma pre dan postes saja…pokoknya materi disampein, mau jadi apa, .egp!!...palagi kalo menyangkut program!!..maaf nih, bapak-bapak, ibu-ibu, om-om dan tante-tante…pis!!..soalnya rencana pelatihan biasanya sudah direncanakan 4 hari efektif, jadi 3 hari dengan materi dipadatkan…pre n postes, terus kelarrrrrrrrrrrrrr….

Apa materi pelatihan bisa diterapkan ketika peserta pelatihan back 2 their habitats?...wah..itu tergantung..,..tergantung orangnya sendiri.., bosnya.., frensnya.., sarana prasarana yang ada..,perda yang berlaku..(..ini otonomi man!.. desentralisasi!..)..so..up 2 them..(sama dengan egp gak ya??..)..

Maka saya pingin share dengan all of you friends, and we all will have the same minds or perception about pelatihan dan evaluasi setelah (pasca) pelatihan.


Story behind the scene……... ;-)
Tahun 2004, saya diberi kesempatan sama pak Didik Budijanto untuk jadi principle investigator (= PI..he7..istilah keyennya peneliti utama or ketua peneliti) dalam penelitian lanjutan tahun ke 3 dari pola kompetensi SDM kesehatan era desentralisasi.1) (saat itu pak Didik lagi hot-hotnya skuling S3, tapi penelitian tahun 2002 dan 2003 PI-nya pak Didik dan saya termasuk anggota tim peneliti). Kabadan pada saat itu menginginkan agar penelitian yang akan dilaksanakan harus oke punya..jadi pada akir tahun 2003 saya sebagai calon PI mengikuti acara yang dinamakan ‘bedside teaching’. Teaching yang seperti ini pada umumnya dilakukan untuk para calon dokter, dokter gigi, perawat, bidan ketika mereka belajar dari dosen or pembimbing disamping ‘tempat tidur’ pasien dengan mendengarkan instruksi, mengamati cara memeriksa dan apa yang diperiksa pada pasien..etc. Nah..tujuan pertemuan ini, calon PI mendapatkan ‘teaching’ yang untuk saya lebih bersifat ‘coaching’ dari peneliti ‘senior’ yang dianggap pakar. Jadi kita seperti ujian..menjelaskan proposal penelitian kita, dan mempertahankan apa yang kita tuangkan dalam proposal tersebut. Tetapi para peneliti yang pakar tersebut memang meng-coach supaya penelitiannya jadi oc.., runtut dari pernyataan masalah sampai simpulan saran pada akirnya.

Saya masuk di kelompok yang diketuai pak Laksono Trisnantoro dari UGM dengan pak Cholis Bachroen sebagai sekretaris. Ada lebih dari 5 orang tim peneliti senior sebagai pakar (selain pak Laks en pak Chol) en yang saat ini masih aktif adalah dr.Suhardi di puslit BMF(yl udah purna tugas). Penelitian pola kompetensi SDM kesehatan era desentralisasi pada tahun ke 1 melakukan eksplorasi dan hasilnya menjadi dasar melakukan pelatihan dan implementasi pada tahun ke 2 penelitian yang pada tahun ke 3 di-evaluasi. Judul penelitiannya sudah evaluasi, tapi evaluasi yang direncanakan bukan evaluasi pasca pelatihan. Dasar teori evaluasi pasca pelatihan itu tidak sekedar mengukur keberhasilan implementasi materi pelatihan, karena ada banyak faktor lain yang ikut ambil peran atau berpengaruh dalam proses implementasi materi pelatihan.

Saya pada waktu itu, belum faham tentang evaluasi pasca pelatihan. Mau baca buku apa, enggak tau, yang dibaca ya buku tentang evaluasi yang tuebellllll en memerlukan upaya krn written in English, apalagi termasuk malas pada waktu itu, (kecuali baca novel, lagi getol2nya sidney sheldon.. ;)..browsing belum dilakukan seperti sekarang karena komputer belum difahami dg baik en belum dimiliki secara pribadi..apalagi internet? Belum punya modem, sedang di kantor, setelah jam 4 sore..internetx off…blog seperti ini? masih di awan2…so bisa bayangkan pengetahuan dan pemahaman yang saya miliki?

Kalo diingat malu juga…karena pak Laksono habis acara itu bilang ke saya : “sepertinya pada kurang baca referensi ya..”, walau dengan guyon, tapi…gubrak!!..Pada waktu itu, dari UGM sebagai tim pakar, selain pak Laksono, ada sekitar 4 orang lagi, en pada waktu lunch, saya sempat dengar mereka berbincang en ngrasani..en karena saya berdirinya dekat mereka, saya mendengar en..gubrak!!..tapi, positive thinking man! positive thinking!!..

Nah, pada saat bedside teaching itu, pak Laksono menganjurkan saya dan tim untuk menggunakan evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick..dan karena saya memang kurang referensi, saya bilang aja : ‘bukunya pinjam pak!’…(malu meminta, sesat di penelitian). Saya dianjurkan kontak dengan mbak Nenggih di pmpk ugm untuk fotocopy, en kirim ke sby en mengganti biayanya…dan saya mulai belajar evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick.2)

Dalam berjalannya waktu, saya mulai browsing untuk melengkapi pemahaman saya. Pada tahun yang sama (2004) saya juga diberi kesempatan melakukan penelitian yang menggunakan evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick, yaitu Evaluasi hasil pelatihan metodologi penelitian pada dosen di 13 program studi di politeknik kesehatan Surabaya.3) Kemudian saya presentasikan waktu Simnas Badan Litbang yang ke 2 (tahun 2005) di Jakarta4) en jadiin artikel di Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Volume 10 No.4 tahun 2007.5) Sebelumnya, pada April, 2007, saya mendisain kuesioner untuk Evaluasi paska pelatihan (EPP) petugas kesehatan dan pembantu petugas (bagas) pos kesehatan desa untuk mewujudkan desa siaga di provinsi Jawa Timur (merupakan lampiran dalam Laporan Hasil Analisis EPP en walau tidak tertulis disitu secara eksplisit : ‘dibuat oleh Evie Sopacua” dengan hak paten; tanya aja sama pak Didik yang waktu itu jadi partner Dinkes dalam pelaksanaan EPP dan yang meminta saya mendisain kuesioner tersebut...suerrrrrrrr.. ;) …pak Didik..pis!!!)

Ini semua untuk membuktikan hasil dari saya membaca dan memperkaya referensi setelah disentil pak Laksono (bawaan orok, kalo ga disentil ga ada karya)……So, I’ll share this to all of you my dearest friends, so you won’t suffer the same expierence as I do,….hanya karena kurang referensi ketika menulis dan mengajukan proposal…maybe once you do a post training evaluation, please use the 4 levels evaluation of Kirkpatrick..


The reality……….
Pelaksanaan suatu proses pengalihan pengetahuan melalui pelatihan memerlukan evaluasi untuk menunjukkan apakah tujuan pelatihan telah tercapai. Evaluasi pelatihan merujuk pada proses pengkonfirmasian bahwa seseorang telah mencapai kompetensi. Kompetensi menurut Sofo7) dapat didefenisikan sebagai apa yang diharapkan di tempat kerja dan merujuk pada pengetahuan, keahlian dan sikap yang dipersyaratkan bagi pekerja untuk mengerjakan pekerjaannya.

Oleh sebab itu evaluasi pelatihan menurut Kirkpatrick2) adalah untuk menentukan efektifitas dari suatu program pelatihan. Bukan hanya melakukan perbandingan kemampuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan (pre dan postes).

Efektifitas pelatihan menurut Newby berkaitan dengan sejauh mana program pelatihan yang diselenggarakan mampu mencapai apa yang memang telah diputuskan sebagai tujuan yang harus dicapai. Oleh karena itu menurut Tovey sebagaimana yang dikutip Irianto8), evaluasi pelatihan secara komprehensif adalah pengumpulan informasi tentang program pelatihan, peserta pelatihan, pelatih atau fasilitator, desain, metode, sumberdaya dan sarana yang digunakan serta dampak dari pelatihan.

Ada dua macam evaluasi yang dikenal secara luas yaitu formative merupakan metode yang menilai keberhasilan program saat dalam proses dan summative yaitu metode yang menilai keberhasilan program pada akhir proses, jadi berfokus pada dampak atau pasca pelatihan.9)
Menurut evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick, evaluasi tahap 1 dan 2 akan menghasilkan informasi untuk organisasi tentang penyelenggara pelatihan (formative), sedangkan tahap 3 dan 4 menghasilkan informasi yang berfokus pada dampak pelatihan bagi organisasi (summative) yang merupakan kondisi pasca pelatihan.


So...apa sih evaluasi 4 tahapnya Kirkpatrick?..................................
Evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick terdiri dari tahap 1 yaitu Reaction level, tahap 2 adalah Learning level, tahap 3 merupakan Behaviour level dan tahap 4 yaitu Result level.

1. Evaluasi Tahap 1 atau Reaction Level
Tahap 1 adalah menilai reaksi dari peserta atau Reaction level berupa perasaan, pemikiran dan keinginan tentang pelaksanaan pelatihan, pelatih atau fasilitator dan lingkungan pelatihan. Hasil evaluasi tahap 1 merupakan masukan khususnya untuk narasumber dan penyelenggara pelatihan. Penilaian seharusnya tidak membuat tersinggung, khususnya bila narasumber adalah pembicara yang sudah terkenal.

Evaluasi pada tahap ini adalah menentukan apa yang ingin dicapai, kemudian desain lembar penilaian yang akan mengukur reaksi peserta pelatihan. Tetapkan standar dan cara pengukuran yang akan digunakan sehingga penilaian oleh peserta dibandingkan dengan standar.

2. Evaluasi Tahap 2 atau Learning Level
Pada tahap ini, proses belajar yang merupakan pengalihan pengetahuan perlu diukur. Karena tidak ada perubahan yang diharapkan terjadi dalam perilaku kecuali bila tujuan dari proses belajar ini sudah tercapai. Sehingga bila tidak terjadi perubahan dalam perilaku maka hampir pasti tidak terjadi suatu proses belajar (transfer of learning).

Evaluasi pada tahap ini menggunakan grup kontrol bila mungkin. Penilaian meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengambil tindakan seperlunya.

3. Evaluasi Tahap 3 atau Behaviour Level
Tahap 3 merupakan tahap mengukur perilaku atau Behavior level untuk menjawab pertanyaan : ‘Bila seseorang telah selesai mengikuti suatu pelatihan maka perubahan perilaku apa yang terjadi ?’. Dapat saja perubahan perilaku langsung terjadi selesai pelatihan karena ada kesempatan untuk itu, tetapi dapat saja tidak terjadi perubahan karena tidak pernah ada kesempatan.

Pelaksanaan evaluasi pada tahap ini menggunakan grup kontrol bila mungkin. Tetapi hal ini dapat disiasati dengan menanyakan kepada atasan, bawahan atau teman, apakah ada perubahan perilaku seseorang pasca pelatihan. Ada beberapa cara untuk mengukur perubahan perilaku pasca pelatihan, dan kuesioner merupakan cara yang lebih praktis. Hanya saja, desain kuesioner harus dapat menjawab data yang diinginkan untuk mengukur perubahan perilaku. Contoh : ‘Dapatkah Sdr menjelaskan apa yang Sdr kerjakan dalam menerapkan materi pelatihan yang sudah Sdr peroleh dan bagaimana pelaksanaannya?’, ‘Apakah atasan Sdr. mendorong Sdr untuk berubah?’.

Tidak semua peserta pelatihan langsung berubah perilakunya pasca pelatihan, maka pengulangan evaluasi dilakukan. Hanya saja tepatnya selang waktu tersebut sulit untuk ditentukan sehingga penjadwalan menjadi tanggung jawab tiap organisasi yang menyelenggarakan pelatihan.

Penilaian pada tahap 3 menurut Philips sebagaimana dicatat Tupamahu dan Soetjipto10) selain wawancara secara 3600 untuk memperoleh gambaran perubahan dengan penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Juga menggunakan metode participant estimate yaitu data berdasarkan perkiraan dari eks peserta pelatihan. Walau penilaian merupakan estimasi, tetapi mempunyai kredibilitas yang tinggi karena partisipan berada ditengah-tengah perubahan yang terjadi. Unsur subyektifitas dalam penilaian ini dikurangi dengan menanyakan seberapa jauh tingkat keyakinan partisipan (level of confidence : dalam %) dalam memberikan perkiraannya. Kuesioner dengan metode participant estimate pada tahap 3 telah dikembangkan pada pelaksanaan evaluasi paska pelatihan petugas kesehatan dan pembantu petugas (bagas) pos kesehatan desa untuk mewujudkan desa siaga di provinsi Jawa Timur.6)

Perlu difahami bahwa bila tidak terjadi perubahan perilaku pada tahap ini, maka tidak akan ada hasil akhir yang nyata dari pelatihan. Namun bukan berarti pelatihan tersebut tidak berhasil, karena tahap ini berkaitan dengan tahap sebelumnya yaitu terjadinya proses pengalihan pengetahuan melalui pembelajaran.

4. Evaluasi Tahap 4 atau Result Level
Tahap terakhir atau ke 4 dari evaluasi pelatihan Kirkpatrick adalah Result level dan pertanyaan yang ingin dijawab pada tahap ini adalah ‘hasil akhir apa yang diharapkan sebagai akibat pelatihan yang sudah dilaksanakan?’

Pelaksanaan evaluasi pada tahap ini sama seperti pada tahap sebelumnya yaitu menggunakan grup kontrol bila mungkin. Sebaiknya alokasikan waktu tercapainya hasil akhir sebagai akibat pelatihan. Bila mungkin, ada data sebelum pelatihan tentang target yang akan dicapai sebagai hasil akhir pasca pelatihan dan akan dibandingkan pencapaiannya dalam evaluasi tahap ini. Data sebelum pelatihan tentang target yang akan dicapai sebagai hasil akhir pasca pelatihan lebih mudah ditetapkan karena dapat menggunakan data sekunder yang akurat dan sahih.

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang tepat, dilakukan pengulangan penilaian pada selang waktu yang ditetapkan. Mempertimbangkan beaya yang dianggarkan untuk evaluasi dengan keuntungan yang diperoleh institusi dari hasil akhir sebagai akibat pelatihan diharapkan dapat meningkatkan Return Of Investment (ROI).

Dalam pelaksanaan evaluasi tahap ini, perlu difahami bahwa hasil akhir akan dicapai bila terjadi perubahan perilaku dari peserta pelatihan setelah pelatihan (tahap 3). Kita harus puas dengan apa yang dicapai, walau mungkin tidak memperoleh target yang ditetapkan. Penting untuk memahami bahwa hasil yang diperoleh dalam evaluasi pada kurun waktu yang ditetapkan, harus dipaparkan sekalipun hasil temuan belum sesuai target yang telah ditetapkan. Fakta yang ada tidak perlu disembunyikan, karena banyak faktor selain pelatihan dapat menyebabkan hasil akhir yang ditentukan tercapai atau tidak.

Last but not least……..
………supaya jelas, baca referensinya juga ya…or memperkaya referensi dengan browsing.......

Mas Agung pasti bilang materinya berat lagi..padahal enggak loh...you will read it and flow with it as the water in the river flows into the ocean (of knowledge…)


Referensi :
1. Evie Sopacua, Didik Budijanto. 2004. Evaluasi kemampuan manajerial SDM kesehatan di kabupaten/kota dalam era desentralisasi -Evaluasi Implementasi-. Laporan Penelitian ISBN : 979-8497-54-6. Surabaya. P4TK
2. Kirkpatrick,D. Evaluating training programs – the Four levels-. Berrett-Koehler Publishers,Inc. 1994.
3. Evie Sopacua, Didik Budijanto. 2004. Evaluasi hasil pelatihan metodologi penelitian pada dosen di 13 program studi Poltekkes Surabaya. Laporan Penelitian ISBN : 979-8497-55-4. Surabaya. P4TK
4. Evie Sopacua, Didik Budijanto. 2005. Pemanfaatan Evaluasi 4 Tahap Dari Kirckpatrick Dalam Evaluasi Pasca Pelatihan. Materi sebagai Penyaji dalam Simposium II Badan Litbangkes 7 – 8 Desember 2005, di Jakarta
5. Evie Sopacua, Didik Budijanto. 2007. Evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick sebagai Alat dalam Evaluasi Pasca Pelatihan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Bulletin of Health System Research), Vol. 10, No. 4, Oktober 2007
6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Evaluasi paska pelatihan petugas kesehatan dan pembantu petugas (bagas) pos kesehatan desa untuk mewujudkan desa siaga di provinsi Jawa Timur. Laporan Hasil Analisis. Surabaya. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Unit Research Candi Gemilang Sakti Surabaya. 2007
7. Sofo, F. Pengembangan sumber daya manusia. Diterjemahkan oleh drs.Jusuf Irianto,M.Com. Surabaya. Airlangga University Press. 2003.
8. Irianto, Y. Prinsip-prinsip dasar manajemen pelatihan. Surabaya. Insan Cendekia. 2001.
9. Instructional System Development –Evaluation phase– Chapter VI. 2004. www.bigdog’s.com diunduh 26 Januari 2005.
10. Tupamahu S dan Soetjipto BW. 2005. Pengukuran Return of Training Investment (ROTI) dalam Manajemen Usahawan Indonesia No.12/th.XXXIV Desember 2005

Kalo sempat, baca di perpustakaan Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan jl. Indrapura 17, Surabaya or browsing lewat google.................. :

Evie Sopacua, Didik Budijanto. 2007. Opsi-opsi Kebijakan untuk Pelatihan Sumberdaya Manusia Kesehatan : Pembelajaran dari Penelitian Pola Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia dalam Otonomi Daerah Bidang Kesehatan. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (the Indonesian Journal Of Health Service Management) Volume 10 No 04 Desember 2007.

;) ....karena dalam tulisan ini dijelaskan kenapa evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick merupakan pilihan untuk digunakan dalam evaluasi pasca pelatihan...

Clementz A Rae. 2002. Program Level Evaluation: Using Kirkpatrick’s Four Levels of Evaluation to Conduct Systemic Evaluation of Undergraduate College Programs. Faculty Development Center. July 22,2002

Kirkpatrick’s Levels of Evaluation. sa. www.questionmark.com.

dst…dsb…dll…etc….

37 komentar:

  1. nice info.. bisakah contoh kuesioner EPP nya dilihat?

    BalasHapus
  2. waduhh... mohon maaf ya mbak lestari.
    kontributor penulisnya sudah almarhum setahun lalu. mohon ma'af...

    BalasHapus
  3. waaahh... setelah saya cek, ternyata saya punya bukunya kirkpatrick yg edisi ketiga, tahun 2006.
    kalo berminat bisa saya kirimkan.
    tinggal tulis alamat email di kolom komen saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak Agung, saya boleh minta? Butuh untuk penulisan skripsi :)
      arblossom (at) gmail (dot) com, makasih sebelumnya

      Hapus
    2. pak agung, kalau bisa di kirim bukunya ke prasetyoteguh456@yahoo.com. sangat di butuhkan untuk tesis
      Bantuan pak agung akan sangat membantu..

      Hapus
    3. Mas...Agung please share Kirpatricknya dunk

      Hapus
    4. mohon ijin pak, kalau diperbolehkan saya minta tlg dkirimkan juga pak buku Kirkpatrick edisi ke tiga nya untuk keperluan tesis saya pak,, ke email ini ameliariskaaa1212@gmail.com terima kasih banyak pak sebelumnya

      Hapus
    5. mohon ijin pak, kalau boleh saya minta dkirimkan juga buku Kirkpatrick edisi ketiga untuk keperluan tesis, ke email ini fusion0902@yahoo.com terima kasih banyak sebelumnya

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. punten pak agung tolong bantu saya..tolong kirim buku kirkpatrick yg edisi 3 thn 2006 untuk penyusunan tesis...di tgu bantuannya pak.mksh

    BalasHapus
  6. pak agung, boleh minta bukunya, ke h3ri.rgl@gmail.com utk bahan penyusunan tesis
    makasih
    heri

    BalasHapus
  7. Pak Agung mohon izin share ke email adhaniri@gmail.com
    Terima kasih banyak

    BalasHapus
  8. Sangat membantu pak tulisannya. saya juga sedang melakukan penelitian terkait evaluasi pelatihan untuk tugas akhir skripsi saya.Boleh di share pak ke email saya megafajriati@gmail.com terima kasih pak

    BalasHapus
  9. Assalamu'alaikum. Halo mas Agung.
    perkenalkan saya Pandan dari UNJ Jakarta.
    maaf sebelumnya mengganggu, kebetulan saya sedang penelitian skripsi dan butuh beberapa informasi terkait metode hitungan kirkpatrick.
    kalau berkenan, boleh sama minta kontak mas Agung untuk tanya2?
    atau kirim link referensinya by email di pandanoktivani3@gmail.com
    terima kasih dan sekali lagi maaf merepotkan.
    wassalam.

    BalasHapus
  10. MAs Agung,
    mohon sharing e-booknya kirkpatrick yg edisi 3 thn 2006, ya... Dan tolong kirimkan ke edi.catur@gmail.com

    BalasHapus
  11. Ass. Mas Agung, boleh saya minta diemail buku kirkpatrick ke:nur.afifah.bcl@gmail.com. Saya butuh untuk melengkapi penulisan tesis sya.
    Terima kasih sebelumnya.
    Wassalam

    BalasHapus
  12. Bagus tulisannya sangat membantu. Apakah boleh jg minta ebooknya pak? Kebetulan sedang ada tugas kantor untuk evaluasi pasca diklat. Hilarious tidak keberatan boleh email me leonarda_sambas73@gmail.com. Nuhun pisan

    BalasHapus
  13. permisi maaf sebelumnya pak agung boleh kirim buku kirk patrick edisi ke tiga saya sangat membutuhkannya ke email meiaazahra28@gmail.com

    BalasHapus
  14. mohon ijin pak, kalau diperbolehkan saya minta tlg dkirimkan juga pak buku Kirkpatrick edisi ke tiga nya untuk keperluan tesis saya pak,, ke email ini ameliariskaaa1212@gmail.com terima kasih banyak pak sebelumnya

    BalasHapus
  15. mohon ijin pak, kalau boleh saya minta dkirimkan juga buku Kirkpatrick edisi ketiga untuk keperluan tesis, ke email ini fusion0902@yahoo.com terima kasih banyak sebelumnya

    BalasHapus
  16. pak agung mau jg dikirim ke email saya lianatalia98@gmail.com tks

    BalasHapus
  17. Pak Agung Minta dikirim donk buku Kirkpatrick edisi ketiga. email chaerudinheru89@gmail.com

    BalasHapus
  18. boleh dicek emailnya. semoga bermanfaat

    BalasHapus
  19. Pak Agung Minta dikirim donk buku Kirkpatrick edisi ketiga. email silfiad25@gmail.com

    BalasHapus