Satu saat mengolah data Riskesdas, seorang peneliti senior berkata,”seharusnya madura ini dikeluarkan aja dari propinsi jawa timur! Jelek-jelekin angka jatim aja..”
Segitunya! Hanya gara-gara di hampir semua angka capaian kesehatan Madura memiliki angka yang jelek.
Haruskah terlontar pernyataan seperti itu, uffhh… Madura!
Entah bagaimana? madura dengan semua ciri khas culturenya tetap berkutat dengan rendahnya angka di semua indikator kesehatan.
Kalo ada seorang anggota masyarakat di kampong yang sakit, seluruh masyarakat di kampong itu akan mengantar, kalo perlu menunggui sampai sembuh, bayangkan satu kampong!
Akankah berubah dengan terselesaikannya jembatan suramadu.. atau tetap saja
(mungkin perlu dikaji secara kualitatif tentang culture shocknya).
Sebetulnya saya punya angan-angan tentang pulau Madura…
Dengan semua ciri khasnya, kearifan local yang seharusnya bisa digali dan dikembangkan bukan hanya untuk bidang kesehatan, tapi juga bidang yang lainnya.
Kegotongroyongan ketika ada yang sakit, mungkin bisa dijadikan sebagai modal awal pengembangan asuransi sosial gaya madura. Yah lebih mirip-mirip dana sehat lah!
Apapun lah…
janji deh, akan mengerahkan kemampuan untuk pengembangan madura! Halaah!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar