by Agung Dwi Laksono
dalam pagi cerah hangat sinar mentari menyapa ini ijinkanlah saya untuk curhat tentang hati saya yang mengharu biru terbentur berjuta kangen pengen makan orang mendengar kabar temen saya yang mengaku Islamnya paling Islam dengan memekikkan nama Tuhan sambil memerankan sebagai malaikat pencabut nyawa bagi yang tidak sejalan dengan keyakinannya...
Dear all,
Dalam diskusi serial yang tampil secara periodik, maka dibutuhkan banyak sekali ide yang selain kudu informatif, up to date, juga bisa menyentuh hati pembacanya biar ga bosan dan tetep mau terlibat aktif untuk berdiskusi.
Meski seringkali juga saya mati ide dan males nerusin diskusi.
Seringkali diskusi yang ditampilkan dengan cara yang ringan malah mungkin lebih cenderung terlihat semprul, meski sebenarnya materi yang disajikan agak berat.
Dalam serial diskusi, seringkali saya tidak bisa berdiri hanya dalam satu posisi. Kadang saya memposisikan sebagai pembuat kebijakan, terkadang sebagai masyarakat umum sasaran sebuah kebijakan, kadang hanya sebagai peneliti (posisi paling nyaman menurut saya), ato kadang cuman sebagai provokator saja.
Posisi mana yang terbaik? Ya terserah saya! Ini kan diskusi2 saya! Bwakakak...
Ma’aaaaaap... becandaaaa!
Banyak alasan yang menjadi pilihan saya dalam memilih posisi ketika berdiskusi. Seringkali adalah posisi yang paling dirugikan dalam sebuah topik diskusi, misalnya sebagai masyarakat awam ketika topik tentang pembiayaan kesehatan.
Ato kadang saya memposisikan sebagai pelaksana lapangan ketika ternyata kebijakan yang disusun terkesan amburadul dan membuat pelaksana kebijakan keteteran.
Ato justru kadang saya memposisikan sebagai pembuat kebijakan ketika dibutuhkan empati yang teramat sangat dengan posisi mereka yang dilematis, tetapi keputusan tetap harus dibuat.
***
Saya keseringan dikritik... bagaimana diskusi seperti ini bisa berperan?
Masak sih pertanyaan beginian dilempar ke saya???! Jangan gila dooooog! Bwakakak...
Untuk nyari ide buat topik diskusi minggu depan saja saya sudah mumet!
Jangan ditambahin lagi buat ngejawab pertanyaan nyang beginian yak
***
Tapi tetap saja ini sebuah pilihan!
Saya telah memilih jalan ini untuk mengabdi pada negeri saya.
Jalan kecil yang semoga bisa tetap saya pegang sebagai dharma.
Ahhh... sepeleeeeee! Cuman curhat peneliti semprul... bwakakak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar