e book 4 free; KONSPIRASI PROVOKATOR, Serial Diskusi Masalah Kesehatan - Agung Dwi Laksono


by
Agung Dwi Laksono

Copyright © 2010

HEALTH ADVOCACY
Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Email; healthadvocacy@information4u.com

ISBN 978-602-98177-3-7

125 halaman






Pengantar

Diawali dengan keprihatinan bahwa bidang kesehatan lebih menjadi ‘mainstream’ pemerintah daripada menjadi milik masyarakat! Apalagi bagi anak muda. Untuk itu penulis mencoba membuat diskusi dengan bahasa ringan setiap senin pagi lewat media ‘Diskusi Senin Pagi’ di Facebook, media sejuta umat-nya anak muda.
Harapan bahwa bidang kesehatan bisa membumi,
"ngobrol tentang ‘pembiayaan kesehatan’ seenak ngomongin trend baju terbaru, diskusi ‘pelayanan kesehatan’ senyaman ngrumpi di mall"

sungguh penulis berupaya untuk itu!

Saran dan kritik membangun tetap ditunggu.

salam!

 
Content
  • Biasa Cuci Tangan Pake Sabun Nggaaak??? 
  • Konspirasi Provokator 
  • 1 Dari 10 Orang Indonesia Berpotensi Gila! Bwakakaka... 
  • Puskesmas Delivery Untuk Metropolis 
  • Hak Asasi Kesehatan Manusia, Versi Siapa? 
  • Siapa Yang Pantas Dibiayai? 
  • Re-Definisi Equity 
  • Equity In Financing, Neolib Bukan??? 
  • Sosialism Ato Liberalism? 
  • Privatisasi Pelayanan Kesehatan, Memihak Siapa? 
  • Puskesmas, Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan? 
  • Generasi Liliput Indonesia! … No Mau Dong! 
  • Kaya Ato Miskin, Pinter Ato Goblok Sama Saja... 
 
Klo pengen ngedapetin buku ini, please nulis alamat email di kolom comment!

Universal Coverage???

by Agung Dwi Laksono



Dear all,


ijin curhat...

Saya pada akhirnya menjadi ragu dengan penerapan universal coverage pada saat ini, meski sebelumnya saya sangat berapi2 berharap agar dilakukan percepatan penerapan universal coverage. Sikap baru ini muncul setelah melihat sendiri pelayanan kesehatan di Kabupaten Raja Ampat-Papua Barat yang bukan tidak mungkin hal yang sama terjadi belahan pertiwi lainnya.

Raja Ampat, merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Sorong.
Sebagai sebuah tujuan wisata bawah air, Raja Ampat merupakan sepuluh besar terbaik dunia. Lebih dari dua pertiga populasi bawah air dunia ada di kabupaten kepulauan ini. Indah.. memang terbukti sangat indah seluruh wilayah kepulauan ini, sehingga layak dijuluki sebagai surga bahari!

Datang pertama kali di pusat pemerintahan Kabupaten Raja Ampat di Waisai di pulau Waigeo tak terbayangkan bahwa sama sekali bahwa tak ada sambungan telepon kabel di seluruh wilayah kabupaten. Kebayang tidak???

Kata petugas di dinas kesehatan ada dua nomor faximile di kantor bupati, jadi kalo mau kirim kabar ke dinas kesehatan bisa nge-fax ke kantor bupati, nantinya orang kantor bupati yang akan menyampaikan ke dinas kesehatan. Dan yang diluar dugaan setelah saya diberi nomor fax tersebut… kode areanya Kota Makassar.
Kok bisaa???
Kok bukan Kota Sorong???
Entahlah…

Kabupaten baru ini terdiri dari 610 pulau. Empat di antaranya, yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo, yang merupakan pulau-pulau besar. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni sedangkan pulau lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama.

Pulau2 kecil banyak yang berpenghuni hanya puluhan jiwa saja, yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai nelayan. Dan tentu saja transportasi antar pulau tidak ada pilihan selain angkutan laut.

Saya sempat mampir ke salah satu pulau yang dihuni tak lebih dari 30-40 jiwa, yang seluruhnya nelayan. Sama sekali tidak ada fasilitas umum di pulau tersebut. Untuk mencapai daratannya yang berupa tebing saja saya harus memanjat tangga2 bambu yang cukup tinggi. Rumah kebanyakan dari bahan bambu, dengan ukuran tak lebih dari 6x8 m2 yang dihuni belasan jiwa. Yak belasan jiwa! Karna memang hanya ada tiga rumah di pulau itu.

Pelayanan kesehatan??? Setelah saya konfirmasi ke Dinas Kesehatan, puskesmas mengembangkan pelayanan puskesmas terapung untuk menjangkau pulau2 kecil tersebut. Dengan keterbatasan biaya maka frekuensinya sekali sebulan.

Jadi kalo sakit pas saat abis ada kunjungan puskesmas ya harus sabar nunggu kunjungan bulan berikutnya.

Pengembangan pelayanan puskesmas terapung inipun bisa berjalan setelah ada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang bisa dimanfaatkan untuk beli bahan bakar. Bahan bakar memang sangat menentukan. Di kabupaten ini baru saja didirikan POM bensin, yang seringkali kehabisan stok. POM bensin satu2nya di kabupaten ini.

Rumah Sakit??? Yak.. sudah ada satu RS di Kabupaten Raja Ampat, yang meski dengan fasilitas minimal sudah bisa beroperasi. Tapiiii… UTD-RS (unit transfusi darah-rumah sakit) baru dibentuk saat ini, jadi belum bisa beroperasi. Kalau ada yang sakit dan butuh darah, silahkan dirujuk ke Kota Sorong, dengan sewa boat 7-8 juta pulang pergi, ini masih biaya ‘beyond health’nya, belum benar2 biaya berobatnya.

Jadi… bila benar universal coverage diberlakukan, apa pengaruhnya untuk mereka? Karna pelayanannya memang kurang atau bahkan tidak ada.

…dan kita yang membaca ini, yang di sini… apa ya pantas mengeluh???


-ADL-

e book 4 free; PROYEKSI & POLA AKSES PELAYANAN KESEHATAN IBU 5 TAHUN TERAKHIR DI INDONESIA


by

Agung Dwi Laksono

Rukmini

Copyright © 2011
Health Advocacy, Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

109 pages
2.035 kilo bytes

Buku ini menyajikan secara deskriptif pola
pelayanan kesehatan terhadap ibu. Pola pelayanan itu
mencapkup tiga saat penting, yang meliputi saat
kehamilan, saat persalinan, maupun pasca persalinan lima
tahun terakhir.
Di bagian akhir buku juga dilakukan proyeksi pola
pelayanan yang diterima ibu sampai dengan tahun 2015.
Besar harapan buku ini dapat bermanfaat bagi aktor
lapangan dalam evaluasi maupun perencanaan. Kritik dan
masukan yang membangun masih sangat diperlukan untuk
kesempurnaan edisi selanjutnya, terutama saat Riskesdas
2013 dilakukan.


Daftar Isi

BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. METODE
2.1. Metode Analisis
2.2. Metode Proyeksi
2.3. Sumber Data
2.4. Unit Analisis
2.5. Populasi dan Sampel
2.6. Definisi Operasional
2.7. Keterbatasan Analisis
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pola Akses Pelayanan Kesehatan pada Kehamilan
3.2. Pola Akses Pelayanan Kesehatan pada persalinan
3.3. Pola Akses Pelayanan Kesehatan Pasca Persalinan
3.4. Pola Akses Pelayanan Kesehatan Kehamilan, Persalinan & Pasca Persalinan Pada Ibu dengan Status Anak Terakhir yang Meninggal
3.5. Proyeksi Cakupan Pola Akses Pelayanan Kesehatan Ibu
BAB 4. RINGKASAN TEMUAN


seperti biasanya, tulis alamat email di kolom komen!